Senin, 02 Maret 2015

Tugas Makalah Kelompok 1


Tugas Makalah Kelompok I
KELOMPOK 1
D
I
S
U
S
U
N
OLEH

Ø     MUZAYYINAH AL-USRAH
Ø     NURIFFATUL JANNAH
Ø     LINTANG KHAIRUNNISA S.
Ø     LINDA APRILLIANTY
Ø     NAHDA GUNAWAN
Ø     WAFIQ AZIZAH ANWAR



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian Muhammadiyah
Muhammadiyah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia,karena Muhammadiyah aktif dalam pergerakan masyarakat baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam  bidang kesehatan. Adapun arti dari Nama Muhammadiyah dapat ditinjau dari dua segi yaitu berdasarkan arti etimologis ( bahasa ) dan arti terminologis ( istilah ).
Arti Etimologis ( bahasa )Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad” yaitu seorang Nabi Atau Rasul yang menjadi tauladan bagi umat manusia pada akhir zaman,atau merupakan Nabi dan Rasul terakhir. Sedangkan “iyah” berarti menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti pengikut ( umat ) Muhammad. Siapapun yang menyakini bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, maka semua orang yang beragama Islam merupakan orang Muhammadiyah tanpa dilihat dari perbedaan cara pandang organisasi ataupun yang lainnya.
Arti Terminologis ( istilah ) Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam , Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar , berdasarkan asas Islam yang bersumber dari Al Qur‟an dan As Sunah yang didirikan oleh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M di Kampung Kauman Yogyakarta.
Gagasan Yang Melatar belakangi Berdirinya Muhammadiyah
Umat Islam sebelum terbentuknya Muhammadiyah masih percaya pada hal- hal yang mistik, seperti pemberian sesajen pada benda-benda atau tempat yang dianggap keramat. Bahkan sampai sekarang hal- hal seperti itu masih ada, seperti yang kita lihat didaerah Lombok, ada seorang yang menganggap bahwa foto Tuan Guru dapat membantunya terlepas dari nasib buruk. Dan banyak sekali ajaran-ajaran yang dicampur dengan  perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan agama, seperti yang kita lihat di dalam Film Sang Pencerah. Sebuah keluarga yang memberikan sesajen ke pohon besar, sesajentersebut diambil oleh seseorang sehingga keluarga tersebut merasa senang karena  beranggapan bahwa sesajennya telah diterima oleh Allah swt.. Dari cerita diatas dapat dikatakan bahwa agama yang disiarkan pada saat tersebut masih disisipkan sebuah  perbuatan yang secara langsung dilarang dalam Kitabullah dan Sunnah Rasullullah. K.H. Ahmad Dahlan sebelum membentuk perkumpulan Muhammadiyah terlebih dahulu  pergi memdalami ilmu agama ke Kota Suci Makkah sekaligus melaksanakan ibadah haji yang kedua kali pada tahun1903. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang, juga setelah membaca  pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di kota suci Mekkah dan bacaan atas karya- karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide  pembaruan dalam diri K.H. Ahmad Dahlan. Jadi sekembalinya dari Mekkah, K.H. Ahmad Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan. Benih kelahiran Muhammadiyah sebagai organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi K.H. Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan K.H. Ahmad Dahlan, yakni R.Budihardjo dan R.Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa K.H. Ahmad Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama  pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis K.H. Ahmad Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama
”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat K.H.
Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Da

34). Artinya pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren. Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” ( kegiatan K.H. Ahmad Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam ) yang dikembangkan K.H. Ahmad Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah K.H. Ahmad Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum. Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” ( Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912 ), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan  buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya ialah “menyebarkan pengajaran agama  Nabi Muhammad Shallalahu „Alaihi Wassalam kepada penduduk nusantara di dalam residensi Yogyakarta, dan memajukan hal agama kepada anggota-anggotanya.”
 Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas darirban, 2000:kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. K.H. Ahmad Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan ciri- ciri yang khas, memiliki cita- cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang  berkemajuan melalui tajdid ( pembaruan ) yang meliputi aspek-
aspek tauhid ( „aqidah ), ibadah, mu‟amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang asli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad. Pembaruan Islam yang cukup mendasar dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma‟un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Umum (PKU). karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan”hablu min Allah” ( hubungan dengan Allah SWT ) semata, tetapi justru peduli dan terlibatdalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang khas dari K.H. Ahamad Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini. Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di  berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh  pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921. Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah uhammadiyah, telah diselenggarakan pertemuan anggota ( sekali dalam setahun ), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (  persidangan umum ).

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1.       Apakah pengertian muhammadiyah ?
2.       Apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya muhammadiyah ?
3.       Siapa tokoh pendiri muhammadiyah ?
4.       Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam ?
5.       Mengapa Muhammadiyah didiirikan ?
6.       Bagaimana Berdirinya muhammadiyah ?
 C. TUJUAN PENULISAN
Agar penulis maupun pembaca dapat :
1.       Mengetahui pengertian muhammadiyah
2.       Mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong berdirinya muhammadiyah
3.       Mengetahui Siapa tokoh pendiri muhammadiyah
4.       Mengetahui dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam
5.       Mengetahui alasan Muhammadiyah didiirikan
6.       Mengetahui tujuan didirikannnya muhammadiyah
D. MANFAAT PEMBUATAN TUGAS
1.       Dapat membantu menjelaskan sejarah berdirinya Muhammadiyah.
2.       Menjadikan ini sebagai referensi untuk pembacaan yang layak dalam pengembangan  pengetahuannya tentang Kemuhammadiyahan.
3.       Membantu menyampaikan factor factor berdirinya muhammadiyah.
E.TUJUAN
Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari berbagai sudut pandang. 

BAB II

PEMBHASAN
1.Pengertian Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab“Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam”,yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18  November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk  berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah„alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya „Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita. Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama  berasal dari Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa.
2.faktor pendorong berdirinya Muhammadiyah
a.Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid‟ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umatmelakukan hal yang diinginkan dari muhammadiyah.Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
 b.Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
c.Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
d.Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
 e.Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
3.Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan  jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang. Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru negeri. Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian.


BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab“Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam”,yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18  November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk  berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya „Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita. Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama  berasal dari Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa.
2.faktor pendorong berdirinya Muhammadiyah
a.Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid‟ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
b.Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
c.Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
d.Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
e.Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
3.Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan  jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang. Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru negeri. Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian yang disebut“Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan perempuan. Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah dewasa. Di samping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
3.a. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk melaksanakan islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur‟an dan As-sunah shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
1.       Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong kearah  barat laut 24,5 derajat.
2.       Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung standard school med de Quran hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
3.       K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
4.Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita. Pada 23 Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami perkembangan seperti a.) H.Karim Amrullah yang bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di Padang bergabung dengan Muhammadiyah.  b.) Dipercayakannya Consul-Consul di luar pulauJawa kepada : 1.) AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera. 2.) M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan. 3.) D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.
3.b. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di bentuknya  perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu  bapak Sarbini dan Jend.Sudirman. Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila. Pada 17 Agustus 1945, Muhammadiyah membidani lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada tanggal 7  November 1945.
3.c. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga menuduh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden Soekarno. Dampak dari permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni : a. Buya HAMKA  b. Mr.Kasman Singidimejo c. dr.Yusuf Wibisono Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI
terhadap presiden, diberikanlah predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.
3.d.Muhammadiyah Pada Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut membantu  pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah cukup lama berkuasa, mulai terjadi  penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa dan politik tidak ada yang boleh menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang menyerang  bangsa Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama gelombangmasyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim orde  baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu diantara penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.
3.e. Muhammadiyah Pada Reformasi
Dalam sidang Tanwir di Semarang pada 1998, Muhammadiyah merelakan Prof. DR.H. Amien Rais untuk melepaskan jabatannya sebaga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menjaga agar kondisi perpolitikan tidak menghambat gerak juang Muhammadiyah. yang berpolitik riil agar memperhatikan :
1.       Mengedepankan kejujuran
2.       Menjadi Uswatun Khasanah Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa dan bernegara yang isi nya mempertegas statement Ujung Pandang dan Khittah Surabaya. Muhammadiyah mengihimbau kadernya
3.       Melakukan Islah
4.       Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam
Dalam memurnikan ajaran islam, Muhammadiyah berupaya menghilangkan praktik  praktik syirik dan Takhayul, Bid‟ah dan Khurafat yang terjadi dimasyarakat dengan cara dakwah amar ma‟ruf nahi munkar.
a.       Bid’ah adalah sesuatu hal baru tanpa ada tokoh yang mendahuluinya.Menurut Pengertiannya, bidah adalah sesuatu cara yang diadakan orang dalam agama yang menyerupai perintah agama. Mengingat ibadah tambahan itu tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah, maka dinamakan bidah. Muhammadiyah mmenegaskan  bahwa bidah adalah semua perbuatan mengada adakan dalam agama yang dipandang sebagai ibadah kepada Allah.
b.      Khurafat adalah hal hal yang tidak masuk akal atau sulit dipercaya kebenarannya.Mempercayai adanya kekuatan lain selain Allah. Mempercayai ajaran dinamisme, ajaran  peninggalan nenek moyang. Perbuatan khurafat yang dimaksud antara lain  b.1. Upacara menanam kerbau  b.2. Memberi sedekah kelaut  b.3. Memberi sesaji ditempat keramat.  b.4. Pemujaan terhadap benda benda keramat.
c.       Takhayul adalah Kepercayaan yang dilandasi oleh alam khayal atas sesuatu yang dianggap ada, tanpa didasari fakta kebenarannya.Percaya pada takhayul berarti kepercayaan animism, yang berarti percaya pada sesuatu yang ada dan memberikan kekuatan tertentu. Yang termasuk perbuatan takhayul antara lain : c.1. Adanya kekuatan tertentu pada keris. c.2. Adanyan penguasa laut selatan. c.3. Adanya mahluk gaib yang menunggu pohon besar.
d.      Syirik berarti menyekutukan Allah SWT, dengan sesuatu lainnya, baik dalam keyakinan, perbuatan dan ucapan. Syirik juga diartikan meyakini, menyembah, meminta pertolongan selain kepada Allah Yang termasuk perbuatan syirik antara lain : d.1. Meminta pertolongan kepada kekuatan gaib. d.2. Meminta pertolongan roh roh leluhur yang telah meninggal d.3. Meminta pertolongan pada binatang- binatang tertentu.
e.      Musyrik berarti sebutan bagi orang orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu selain ALLah baik dalam ucapan, keyakinan ataupun perbuatannya.Merajalelanya perbuatan bidah, Khurafat, dan takhayul ini akibat pengaruh tradisi-tradisi yang bukan islam.
5.       Maksud dan Tujuan didirikan Muhammadiyah
Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari semula.Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
 Rumusan pertama
Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
 Rumusan kedua
terjadi setelah muhammadiyah meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta. Memperhatikan jumlah cabang yang ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan muhammadiyah harus direvisi sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun isinya adalah memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga
rumusan ketiga ini terjadi ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan fasis ini mengharuskan terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini: a) Hendaknya menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.  b) Hendak melakukan pekerjaan perbaikan umum. c) Hendak memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.
Rumusan keempat
terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun rumusanya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima
ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya pada redaksionalnya saja dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga rumusanbahasa dan istilah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
[ SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) UNISMUH MAKASSAR ] [ AKREDITASI B ] [ ALAMAT ] [ Jl. Tala salapang No.40 D (Rusunawa C) Makassar ] [ E-mail ] [ smpunismuhmakassar@gmail.com ]